Rabu, 28 April 2010

Demokrasi ?????.
"He's fucking faking he's dead," says the first marine in the mosque. A
second replies: "Yeah, he's breathing." The first marine repeats: "He's
fucking faking he's dead", then aims and coldly shoots the unarmed
injured man three times with his automatic rifle. "He's dead now!" This
shows the barbaric act of american soldiers, and hundreds more in Iraq
not shown on film1.

Paragraf diatas merupakan narasi dari siaran kaset video yang
memperlihatkan seorang tentara marinir Amerika membunuh seorang sipil
yang terluka dan tidak bersenjata di dalam sebuah mesjid di Falujjah.
Video ini memperlihatkan wajah jelek penjajahan para kapitalis di Irak.
Tetapi peristiwa ini hanyalah sebagian kecil dari kekejaman sesungguhnya
dari pembunuhan masal yang terjadi di Falujjah, sebagaimana kita
mengetahui bahwa para tentara Amerika dan Inggris di perintahkan untuk
membunuh semua yang bergerak (kill anything that moves) di Falujjah,
tidak peduli orang tua, wanita dan anak-anak. Kita juga sudah mengetahui
bahwasanya  mereka dengan tidak berperikemanusiaan menggunakan gas
syaraf dan bom napalm  untuk menghabiskan seluruh isi Falujjah2,
sehingga seorang dokter relawan dari Turki melaporkan keadaan Falujjah
bagaikan kota mayat di mana bangkai manusia berserakan di mana-mana di
makan anjing dan dikerubungi oleh jutaan lalat (lord of the flies)3.

Beruntunglah kita kalau masih bisa marah dengan mengetahui hal tersebut,
karena sesungguhnya saat ini kita menyaksikan pembunuhan masal terbesar
dalam sejarah hidup kita, pembunuhan massal yang telah membunuh lebih
dari 200.000 rakyat sipil Irak, ditambah dengan 500.000 anak-anak Irak
yang meninggal dari 12 tahun embargo sebelumnya, total pembunuhan hampir
mencapai 1 juta rakyat irak yang telah meninggal, andaikan Hittler pun
bisa menyaksikan hal ini tentu diapun akan bergidik melihatnya.

Tetapi pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa pembunuhan masal terbesar
dalam sejarah yang sedang kita saksikan saat ini merupakan keputusan
yang dihasilkan secara legal oleh suatu sistem yang negara kitapun
memperjuangkan dan meng agung-agung kannya; yaitu sistem demokrasi?.
Bukankah George W Bush terpilih secara demokratis dengan memenangkan
suara mayoritas rakyatnya untuk kedua kalinya, yang mana artinya secara
hukum pembunuhan masal yang terjadi di Irak merupakan pembunuhan yang
disetujui dan didukung oleh mayoritas rakyat Amerika, dengan sumber daya
finansial dan material disupport oleh rakyat Amerika?

Dan pada kenyataannya penjajahan dan penghancuran di kedua negeri Islam
Irak dan Afghanistanpun bertujuan untuk menegakan sistem demokrasi di
kedua negara tersebut.

Sungguh demokrasi telah setuju untuk membumi hanguskan negeri-negeri
Islam tersebut dan para pemeluknya.

Tetapi tidak hanya itu saja. Di negara-negara demokrasi lainnya,
demokrasi bersikap sangat keras terhadap kita kaum muslimin. Di Perancis
saudari-saudari kita dilarang menutup auratnya ke sekolah dan
tempat-tempat umum. Para pemeluk agama Islam dilarang memakai
simbol-simbol keagamaan, dan jilbab dikategorikan sebagai salah satu
simbol yang dilarang tersebut, dan itu merupakan suatu keputusan yang
demokratik dari negara yang merupakan pelopor demokrasi4. Di Belanda
mesjid dan sekolah-sekolah muslim dibakar dikarenakan kebencian terhadap
muslim5. Di Ingris, seorang muslim dihajar oleh lima tentara brigade
Ingris sampai kehilangan satu matanya hanya gara-gara dia berbicara
dalam bahasa Arab dengan temannya. Di Australia para tahanan muslim
dilarang berbicara dengan bebas dengan tahanan yang lain dikarenakan
kekhawatiran akan penyebaran agama Islam di dalam tahanan6. Dan semua
itu tidak lain adalah negara demokrasi, yang menghasilkan keputusannya
dengan demokratis. Sungguh demokrasi memperlihatkan kebencian rasis dan
diskriminasi terhadap Islam dan pemeluknya.

"We hate you moslems" itulah yang sebenarnya dikatakan demokrasi. Anda
sekarang sedang melihat kenyataan yang sebenarnya sikap demokrasi yang
kepada Islam apakah itu dalam bentuk penjajahan, pembunuhan masal,
diskriminasi, rasialisme yang dialami oleh Islam dan para pemeluknya
pada saat ini. Demokrasi sungguh-sungguh sangat membenci Islam, karena
demokrasi sesungguhnya mengetahui Islam akan selalu menghalangi jalannya
menuju kebebasan yang tiada batas.

Akan senangkah  anda seorang muslim membiarkan anak anda berciuman dan
berzina di depan mata anda, karena sesungguhnya di negara demokrasi anda
tidak boleh marah karena hal ini adalah merupakan 'hak azazi' anak anda?
Maukah anda membiarkan anak laki-laki atau anak perempuan anda membawa
teman homo atau lesbiannya kerumah anda, karena apabila anda larang maka
demokrasi akan memasukkan anda ke penjara karena anda menghalangi 'hak
asasi' anak anda sendiri?. Karena di negara yang mempraktekan demokrasi
seperti di Belanda dan Australia anda sungguh-sungguh akan dimasukan ke
penjara apabila anda menghalangi 'hak asasi' anak anda7.

Seks bebas yang menghasilkan kerusakan moral, merupakan 'hak asasi' di
negara demokrasi. Maka bukanlah hal yang mengherankan lagi apabila dua
bulan kemaren Australia dan Amerika akhirnya menangkap 200 orang
pedophili (peleceh seksual terhadap anak-anak) dari 900 orang tersangka
pornographi anak-anak8, penyakit kelamin dan AIDS selalu meningkat,
tidak hanya itu, homoseksualitas yang menjadi gaya hidup para pendeta
merekapun sekarang menjadi bagian dari komunitas mereka9, dan semuanya
diakibatkan terlalu bebas dan melencengnya 'hak asasi' yang mereka
terapkan. Bukankah hal demikian juga yang sudah mulai kita rasakan?
Pornografi di media masa kita merupakan ekspresi dari 'hak asasi' dan
'kebebasan pers'. Kita boleh tidak setuju, kita boleh protes, kita boleh
demonstrasi, ya hanya itu yang bisa anda lakukan, karena itulah
demokrasi, tetapi anda tidak akan pernah bisa menghentikan dan
membasminya karena demokrasi sendiri menjamin keberlansungannya.

Sungguh sangat ironis, kita sebagai negara dengan penduduk muslim
terbesar di dunia turut ikut memperjuangkan sistem demokrasi yang
nyata-nyata tidak setuju dengan Islam, dan kita mengambilnya  "taken for
granted" begitu saja. Kita sudah melihat para politisi kita berbusa-busa
mulutnya berjanji akan menegakkan dan memperjuangkan demokrasi. Kita
sering mendengar teman kita berbicara demokrasi, tanpa mengetahui
darimana asal kata demokrasi, apa maksudnya dan bagaimana
pengimplementasiannya. Kita melihat saudara kita bersikap seenaknya yang
diartikan sesuai dengan demokrasi, tanpa kita mampu melarangnya karena
menurutnya hal itu merupakan 'hak asasi' bagi dirinya.

Bukankah Indonesia merupakan negara termiskin dan penghutang terbanyak?
Dan ketika kita berada di alam demokrasinya, pembabatan hutan
habis-habisan , biaya hidup yang semakin tinggi, dan pendidikan menjadi
suatu kebutuhan elit? Itu semua terjadi di dalam alam demokrasi.
Faktanya saat ini bisa kita lihat dimana-mana.

 Demokrasi sebenarnya tidak berpihak kepada kita kaum muslimin.
 Demokrasi hanya berpihak kepada para kapitalis. Bahkan Armatya Zen yang
 merupakan pemenang nobel di bidang ekonomi pun mempertanyakan situasi
 pada saat ini dimana hampir semua negara sudah menerima demokrasi, dan
 produksi makanan meningkat empat kali lipat dari kebutuhan seluruh umat
 manusia, tetapi setengah dari penduduk planet bumi mengalami
 kelaparan10.

Seharusnya para politisi kita, para pemikir kita mulai memikirkan sistem
yang sudah sekarat ini. Sudah saatnya kita sebagai rakyat mengajak para
pemimpin kita dengan bersama-sama berusaha untuk menghentikan kehancuran
yang akan diakibatkannya dengan kembali kepada sistem yang telah
diberikan Sang Pencipta kepada kita. Karena pada realitanyalah demokrasi
tidak berpihak kepada kita. Hai kaum muslimin, sesungguhnya Demokrasi
membencimu, dan Allahpun tidak mengingikan kita berhukum dengannya.
Allah hanya menginginkan kita berhukum dengan hukumNya. Karena belumlah
sampai iman kita sebagai seorang muslim sebelum kita berhukum dengan
hukumNya. Sebagaimana firmannya:
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya. (an Nisa 65)

Bukankah kita selalu menginginkan Islam mengalami kebangkitan? Maka
marilah kita bangkit ber sama-sama menuju kepada penegakan hukum Allah,
hukum yang akan menjadikan kita sebagai umat yang terbaik. Bukan kepada
hukum yang nyata-nyata dihasilkan oleh sistem yang membenci dan ingin
menghancurkan kita.

Lihat videonya di : ''AS Lakukan Genosida di Fallujah''

Wallahu Alam

sumber :
Kami membencimu atas nama Demokrasi
Muhammad Yusuf (muhammad_jusuf@yahoo.com)
Staf Lembaga Kajian Islam, Politik dan Adat Sumatera Barat
http://swaramuslim.net/weblog.php?id=P2576

0 komentar: