Kamis, 27 November 2008

Pelarangan Cadar di Belanda, Meluas Hingga Perguruan Tinggi

DENHAG (Arrahmah.com) – Menteri Pendidikan Belanda, Ronald Plasterk menetapakan pada Rabu (26/11), meluaskan pelarangan mengenakan penutup wajah, yang dikenal dengan niqab (cadar) dari sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi, tidak hanya untuk siswa, tapi juga untuk guru dan karyawan, bahkan orang tua. “Peraturan ini akan melarang segala pakaian yang menutup wajah,” jurubicara Menteri Pendidikan, Freek Manche seperti yang dilansir AFP. “Tujuan peraturan ini adalah untuk memastikan bahwa komunikasi setiap orang, satu dengan yang lainnya tidak terhambat, tidak hanya melihat mata, tapi juga bisa melihat wajah satu sama lain,” lanjutnya. Peraturan tersebut akan berlaku untuk seluruh civitas akademi, mulai dari siswa/mahasiswa, guru/dosen, orang tua, karyawan, dan semua wanita yang hadir atau lewat di depan gerbang sekolah. Hingga hari ini, sekolah-sekolah dan universitas-universitas mampu membuat aturan sendiri mengenai isu ini. Pelarangan ini pertama kali diusulkan pada bulan September, Palsterk mengatakan peraturan tersebut berlaku untuk siswa, guru, orang tua dan semua pengunjung dari sekolah dasar sampai sekolah menengah, termasuk para karyawannya. “Jika Anda memiliki keperluan di sana (sekolah), sebagai guru, sebagai karyawan, sebagai orang tua, atau sebagai murid, maka Anda harus menampakkan wajah Anda,” ujar Plasterk. “Kebebasan beragama harus mempertimbangkan kebebasan anak-anak yang pergi ke sekolah, di mana lingkungan mereka saling dapat melihat wajah satu sama lain,” lanjutnya. Tekanan Di September, Plasterk meminta dengan tegas kepada institusi pendidikan yang lebih tinggi dapat membuat aturan sendiri yang mendukung peraturannya, karena mereka bekerja dengan orang-orang dewasa. Tetapi, Rabu kemarin, ia ditekan oleh pembuat Undang-undang untuk meluaskan peraturannya ke bidang pendidikan lebih tinggi (universitas), yang diharapkan dapat rampung pada pertengahan 2009. “Anda harus menjamin komunikasi yang terbuka (melihat wajah) hingga pendidikan yang lebih tinggi juga,” ujar pegawai MP, Margot Kraneveldt pada siding parlemen. “Saya tidak dapat memberikan penjelasan apa-apa,” ujar Manche, juru bicara Menteri Pendidikan. “Ini bukan gagasan Menteri,” lanjutnya. Pemerintah mengatakan di bulan Februari tidak akan memasukkan pelarangan niqab (cadar) tetapi mengumumkan rencana pelarangan pegawai sipil pemerintah mengenakannya. Saat itu pemerintah mengatakan berharap otoritas-otoritas lokal untuk meniru dan meluaskan pelarangan dari bangunan dewan hingga transportasi publik. Sebuah survei yang dilakukan tahun lalu menunjukkan sekitar 100 muslimah di negeri tersebut menutup wajah mereka (menggunakan niqab). Hanya terdapat satu atau dua siswi yang mengenakan niqab saat menghadiri kelas

CIRI KHAS SYUHADA BOM BALI

Syuhada BaliImam Samudra setelah wafat Imam Samudra Meninggal dengan senyum Tiga Burung Hitam, Saksi Kesyahidan Amrozy (Insya Allah) Mukhlas dan Amrozy pun tersenyum saat ajal menjemput Dalam kancah dunia jihad, seseorang bila telah syahid, biasanya mengeluarkan ciri khas yang menyertainya. Hal-hal tersebut sangat familiar ada di kancah jihad Afghanistan, Palestina, Iraq dan kancah jihad lainnya. Sebagai pertanda akan kesyahidan dan persaksian akan perjuangan yang telah dilakukan sebelumnya dengan susah payah. Demikian pula yang terjadi dengan Syuhada Imam Samudera. Pekikan takbir mengiringi datangnya jenasah para syuhada. Bagi pahlawan di medan perang, sambutan itu menggema , dan mengharu biru. Tidak ada sedikitpun perasaan bahwa mereka adalah teroris dan kriminal seperti yang telah digembar-gemborkan oleh aparat kepolisian, pihak yang melakukan pembunuhan keji terhadap Imam Samudera, Amrozi dan Ustad Mukhlaas. Bahkan warga meneriakan dukungan dan akan terus melanjutkan perjuangan mereka. Di Serang, Banten, warga berebut untuk men-sholatkan jenazah Imam Samudera. Daya tampung masjid yang terbatas membuat sholat jenazah terpaksa dilakukan hingga empat kali. Kondisi tak jauh beda dengan yang terjadi di Lamongan , Jawa Timur. Ribuan jamaah yang ikut dalam prosesi pemakaman syuhada Tenggulun, memaksa sholat jenazah dilakukan lebih dari dua kali. Tanda Syahid Bukti-bukti kesyahidan atas tiga syuhada Bali ini terlihat dengan jelas. Di sekitar rumah kediaman Hj. Tariyem, Ibunda Amrozi, burung berwarna hijau berputar-putar di atas rumah. Inilah Karomah nyata yang diberikan Alloh kepada ketiga syuhada yang bisa disaksikan oleh ribuan masa yang hadir dengan kasat mata. Awal mula kemunculan burung (burung Karomah) tersebut bersama kedatangan helikopter pembawa syuhada 2 ekor dari arah timur,dan satu ekor dari arah barat.Kemudian mereka bergabung lalu berputar-putar tepat di atas rumah Assyahid Ust Muklas dan Amrozi. Selain itu bau semerbak yang keluar dari tubuh syuhada Amrozi dan Ustadz Mukhlaas jelas memancar. Khas bau seorang syahid. Bau itulah yang membuat suasana semakin haru. Para pelayat tak kuasa menahan air mata mereka. Menurut kontributor Muslimdaily, Rofiq, wajah para syuhada terlihat sangat bersih dan tampan. Berseri dan terlihat tersenyum, tidak nampak bekas raut wajah yang menahan kesakitan, meski dibunuh dengan cara ditembak. Usa berpisahnya kawanan burung karomah tersebut 2 ketimur dan 1 kebarat terlihat lafat Alloh dari awan di langit diatas rumah Amrozi. Tak jauh berbeda keadaan dengan syuhada Imam Samudera. Menurut Khoirul Anwar, kak Imam Samudera, adiknya terlihat sangat bersih. Wajahnya seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan permen. Seperti bayi yang baru saja dimandikan bidan," tuturnya. "Wajahnya begitu bahagia dan bersih. Bibirnya tampak tersenyum," imbuhnya. Tidak hanya disitu saja keanehan yang terjadi. Menurut Lulu Jamaludin, adik Imam Samudera, kakaknya memancarkan bau wangi seperti minyak wangi yang sering dipakainya. Bahkah darah segar terus saja mengalir dari luka bekas tembak. "Memang darah Syuhada tidak kan pernah kering," ujar Khairul. Dan Takbir Pun Menjadi Salam Perpisahan Ribuan pelayat yang berdatangan dari segala penjuru kota, menjadi pertanda atas ketulusan perjuangan mereka. Tujuan dan seruan mereka yang disampaikan melalui wartawan televisi akan keikhlasan dalam memperjuangkan Islam dan kaum Muslimin, terbukti dengan banyaknya orang yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Entah akankah akan ditemui pejuang yang seperti mereka. Namun tabiat sejarah dan peradaban akan terus berulang. Kematian seorang pejuang akan melahirkan ribuan pejuang. Mati satu tumbuh seribu. Akan lahir mujahid yang mewarisi watak, prinsip, dan pendirian mereka meski dalam segi yang berbeda. Kemudian mereka juga akhirnya akan berakhir sama, menghadapi kematian syahid yang lama sudah mereka damba. Tubuh saling berdesakan dan perhatian terus tertuju kepada jasad para syuhada sebelum masuk liang lahat. Bibir terus bergumam mengucapkan dzikir dan takbir. Allahu Akbar...!! Selamat jalan wahai syuhada, kami akan mewarisi sifatmu yang mulia. Dan takbir pun menjadi salam perpisahan kita di dunia. (far/MD) Imam Samudra setelah wafat Imam Samudra Meninggal dengan senyum Tiga Burung Hitam, Saksi Kesyahidan Amrozy (Insya Allah) Mukhlas dan Amrozy pun tersenyum saat ajal menjemput Awan Berbentuk Lafal Allah di Atas Rumah Amrozy dan Ustad Mukhlas

anshorut tauhid

Anshorut Tauhid and Abu Bakar Ba’asyir Posted by: moderat on: September 18, 2008 • In: Jamaah Islamiyah| Organization| Party| Religion • No Comments Anshor At Tauhid Logo Anshorut Tauhid led by Abu Bakar Ba’asyir (ABB) was declared at Asrama Haji Bekasi on September 17, 2008 or 17 Ramadlan 1429 attended by hundreds people of representatives of Jabodetabek and Indonesia provinces. Public Relations of a group called Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Endro said that his group came to Bekasi to support ABB. During the declaration ceremony, ABB also took an oath of 14 Executive Boards. A 150 meter long banner spread on the road and has been signed by ABB supporters. On it, it was said Revitalization of Islamic Movement in enhancing the character building of Thoifah Manshuroh for reaching real winner of Islamic struggle in Indonesia. Even the invitation was open but, security was tight and guards check every visitors. Jama’ah Anshorut Tauhid was formed on 24 Rajab 1429 or 27 July 2008 in Solo after ABB resigned from Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Some preparation was made such as Dauroh on 7 August 2008 at Al Mawadah Foundation Mosque, Banjar, Petaruman, West Java followed by some cadres from 9 regencies in West Java and Dauroh on 30 August 2008 in Banten. Meanwhile, in East Java is also established Forum Mubaligh Anshorut Tauhid (FORMAT). Tags: Abu Bakar Ba'asyir, Anshorut Tauhid, Dauroh, New Organization